Selasa, 01 Mei 2012

Jangan remehkan kesemutan


Kesemutan merupakan sebuah gejala gangguan pada fungsi saraf atau aliran darah seseorang. Terjadilah perubahan sensasi yang dirasakan seseorang. Semula dari sensasi yang tidak terasa menjadi kesemutan atau sedikit nyeri bila anggota tubuh bergerak sedikit saja. Kesemutan bisa pula terjadi tanpa suatu stimulasi, misalnya,dalam kondisi diam terlalu lama dapat menimbulkan kesemutan. Penyebab Gangguan fungsi saraf bermacam-macam, dapat disebabkan saraf terganggu karena ada kerusakan. Ada pula karena gangguan aliran darah yang menimbulkan pemberian makanan di saraf terhambat dan menyebabkan sensasi kesemutan. Penyebab gangguan aliran darah berbeda-beda. Mungkin hanya tangan kita tertekuk lama atau tertindih sehingga menghambat aliran darah dan menjadi kesemutan
Pertanyaannya : Apa yang perlu dilakukan bila mengalami kesemutan?

Caranya cukup mudah yaitu dengan memperbaiki aliran darah di bagian tubuh yang kesemutan. Dengan cara memijat atau, dengan memberikan obat-obatan untuk mengembalikan fungsi saraf sehingga kesemutan hilang. Jadi Solusinya, memijat dan coba secara perlahan digerak-gerakkan saja bagian yang kesemutan tadi hingga hilang. Meskipun tidak menyebabkan sesuatu yang fatal, biasanya kesemutan dapat menjadi sebuah pertanda adanya gangguan dalam fungsi saraf dan aliran darah. Jadi, gejala ini berfungsi sebagai semacam alarm deteksi awal. Contohnya, seorang penderita diabetes kerap mengalami kesemutan. Hal ini karena saraf penderita diabetes mengalami gangguan. Bila seseorang mengalami kesemutan sebaiknya perlu dicari penyebabnya. Terlebih lagi bila kesemutan tersebut bertahan dalam waktu beberapa lama. Padahal, berbagai upaya perbaikan aliran darah sudah dilakukan, misalnya dengan memijat. Tapi bila ternyata masih kesemutan, ada baiknya segera berobat ke dokter. Tujuannya untuk mencari tahu pasti apa penyebabnya. Seandainya hanya disebabkan gangguan fungsi saraf, biasanya dokter memberikan obat berupa vitamin B1, B6, dan B12. Atau dengan jalan memberikan obat-obatan yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar. Namun jadilah pasien cerdas dengan membaca label obat untuk menjaga kesehatan kita dari keracunan obat. Teknik akupunktur pun dapat dilakukan untuk memperbaiki aliran darah dan memperbaiki fungsi saraf.

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh orang yang menderita kesemutan. Bagi penderita diabetes, keluhan kesemutan tidak berdiri sendiri. Itu merupakan keluhan minor dan bukan keluhan utama dari penyakit gula (diabetes). Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan keluhan ini menjadi semacam pertanda.Tidak sedikit kasus ditemukan pasien diabetes diketahui dari gejala kesemutan semacam ini atau mengalami luka borok di kaki yang tidak kunjung sembuh dan ternyata diketahui mengalami sakit gula.



Untuk membedakan kesemutan biasa dengan kesemutan penyakit gula dapat diketahui dari adanya keluhan lain. Keluhan lainnya itu seperti ingin pipis terus, sering merasa haus, berat badan turun, padahal sudah banyak makan atau keluhan lain seperti gatal-gatal dan pandangan mata kabur. Terlebih, bila ada riwayat keluarga yang menderita gula, ada kemungkinan besar kesemutannya dikarenakan penyakit gula. Kalau demikian keluhanannya, sangat perlu untuk diperiksakan ke dokter terdekat dan akan dicek faktor penyebab kesemutan tersebut.
Kebanyakan orang pernah mengalami kesemutan kala duduk bersila terlalu lama atau tertidur dengan tangan tertindih kepala. Kondisi ini juga terjadi saat tekanan itu berlanjut tepat pada saraf. Namun, kesemutan akan hilang bila tekanan sudah tidak ada lagi. Kesemutan juga bisa menjadi indikasi dari banyak penyakit, seperti diabetes melitus, hipertensi, saraf terjepit, gangguan aliran darah pada pembuluh darah tepi, maupun gangguan darah. Ada kalanya pada mereka yang belum diketahui mengidap diabetes, kesemutan dapat menjadi gejala awal diketahuinya diabetes.
Paresthesia atau kesemutan kronis sering merupakan simtom dari penyakit neurologis atau trauma kerusakan saraf. Penyebabnya adalah gangguan yang memengaruhi sistem saraf pusat seperti stroke dan stroke mini, multiple sklerosis, mielitis transversa, dan ensefalitis.
Tumor maupun lesi vaskular yang menekan otak atau sumsum tulang juga bisa menimbulkan paresthesia. Sindrom saraf seperti sindrom saluran carpal (CTS) bisa merusak saraf perifer dan menyebabkan paresthesia diiringi rasa nyeri.
Berikut ini sejumlah penyakit yang ditandai oleh gejala kesemutan.
1. Diabetes melitus (DM)
Pada pasien DM, kesemutan merupakan gejala kerusakan pada pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengendalikan kadar gula darah secara ketat, juga mengonsumsi obat seperti gabapentin, vitamin B1 dan B12.
2. Stroke
Kesemutan dapat jadi tanda stroke ringan. Biasanya disebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan kerusakan saraf setempat. Gejala lain yang muncul: rasa kebas separuh badan, lumpuh separuh badan, buta sebelah mata, sukar bicara, pusing, penglihatan ganda dan kabur.
Gejala berlangsung beberapa menit atau kurang dari 24 jam. Biasanya terjadi waktu tidur atau baru bangun. Kondisi ini harus ditangani karena bisa berkembang menjadi stroke berat.
3. Penyakit jantung
Kesemutan tak hanya akibat neuropati tekanan, tetapi karena komplikasi jantung dengan sarafnya. Pada pasien jantung yang sedang menjalani operasi pemasangan klep, terdapat bekuan darah yang menempel. Bekuan itu bisa terbawa aliran darah ke otak, sehingga terjadi serebral embolik.
Bila sumbatan di otak mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Jika daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan disertai kelumpuhan.
4. Infeksi tulang belakang
Ini menyebabkan bagian tubuh dari pusar ke bawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan mielitis (radang sumsum tulang belakang). Tingkat kesembuhan tergantung pada kerusakannya. Bisa sembuh sebagian, tetapi ada juga yang lumpuh.
5. Rematik
Penyakit ini bisa menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Dalam hal ini saraf terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan, berubah bentuk. Gejala kesemutan biasanya hilang sendiri bila rematik sembuh.
6. Spasmofilia (tetani)
Gejala kesemutan juga bisa merupakan tanda penyakit spasmofilia (tetani). Penyakit ini timbul karena kadar ion kalsium dalam darah berkurang. Penyebabnya adalah menurunnya tegangan karbondioksida dalam paru-paru. Gejala lain : kejang pada tungkai, sulit tidur, emosi labil, takut, lemah, sakit kepala sebelah atau migrain, dan hilang kesadaran.
7. Guillain-barre syndrome
Kesemutan bisa jadi salah satu indikasi penyakit ini. Ditandai gejala demam tinggi, batuk, dan sesak napas. Juga diikuti rasa kesemutan dan kebas. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi.
Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.
8. Cytomegalovirus (CMV)
Ada kesemutan yang didahului flu berat. Kesemutan akan menghebat mulai dari ujung jari, menjalar hingga ke pusar. Penderita bisa hanya merasa kebas atau sampai sulit berjalan, berarti sumsum tulang belakang kena radang. Ini akibat serangan virus, biasanya cytomegalovirus.
Jadi, Jangan remehkan kesemutan! Semoga bermanfaat, salam sehat..
FORPENKES SEHATI....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar